Irene baru berusia delapan tahun ketika dia menyaksikan kematian ayahnya di tangan tabrak lari. Dihantui oleh rasa bersalah karena tidak dapat mengingat wajah si pembunuh, Irene menjadi remaja yang pemberontak dan tertutup dengan satu-satunya obsesi untuk mendapatkan keadilan bagi dirinya sendiri.