Letnan Hermes Papauran, salah satu investigator terbaik di Filipina, berada di persimpangan moral yang dalam. Sebagai anggota kepolisian, ia menjadi saksi mata langsung dari kampanye antinarkoba yang mematikan yang dilaksanakan lembaganya dengan penuh dedikasi. Kekejaman tersebut menggerogoti Hermes secara fisik dan spiritual, menyebabkannya menderita penyakit kulit parah akibat kecemasan dan rasa bersalah. Saat ia mencoba untuk sembuh, masa lalu yang kelam menghantuinya dan akhirnya kembali menghantuinya.